Keutamaan Menghadap Ka’Bah
Imam Bukhari dalam Shahih-nya menyebutkan sejumlah hadits yang mengambarkan keutamaan dan urgensi menghadap kiblat (Ka’bah) bagi orang mukmin. Selain itu, disebutkan juga bahwa kaum Anshar-lah yang mula-mula mengetahui peralihan kiblat dari Baitulmaqdis ke Baitulharam.
Imam Bukhari menyebutkan keterangan ini dari Barra’ bin ‘Azib, seorang sahabat Nabi saw. yang berkata, “Ketika berada di Madinah, Rasulullah saw. menunaikan shalat menghadap Baitulmaqdis selama kurang lebih enam atau tujuh belas bulan. Sebenarnya, Rasulullah saw. sendiri lebih menyukai menghadap ke Baitulharam (Ka’bah). Lalu Allah swt. menurunkan firman-Nya, ‘Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kau ke kiblat yang kau sukai.’ (QS. Al-Baqarah : 144).” Maka kiblat pun dialihkan ke Baitulharam (Ka’bah).
Seorang pria melaksanakan shalat Ashar bersama Rasulullah saw. Seusai shalat, ia melewati sekelompok orang Anshar yang juga sedang menunaikan shalat Ashar. Melihat shalat mereka yang masih menghadap Baitulmaqdis, ia segera berkata bahwa dirinya ma’mum kepada Nabi saw.yang telah mengalihkan kiblatnya ke Ka’bah. Mendengar itu, segera saja mereka yang sedang menunaikan shalat mengubah arah meski dikala itu tengah ruku’.
Abdullah bin Umar bin Khattab ra. berkata, “Ketika orang-orang sedang berkumpul di masjid Quba, seseorang tiba kemudian mengambarkan bahwa Rasulullah saw. mendapatkan wahyu yang isinya memerintahkan pengalihan kiblat ke Ka’bah. Orang itu berkata, ‘Ubahlah arah kalian ke Ka’bah’. Semula mereka menghadapkan wajah ke negeri Syam (Baitulmaqdis), kemudian memutar badan menghadap ke Ka’bah.”
Wallahu A’lam
Sumber : Ensiklopedi Al-Qur’an
Comments
Post a Comment