Mengapa Ka’Bah Menjadi Kiblat Umat Islam?

Pendapat yang berkembang di kalangan para ulama dan pakar sejarah Islam menyampaikan bahwa dinamakan Ka’bah lantaran berbentuk kubus. Mereka juga menyampaikan bahwa bentuk kubus itu bukanlah tanpa alasan, melainkan didesain sedemikian rupa mengingat letak geografisnya di bumi sejajar dengan letak Baitulma’mur di langit. Apakah Baitulma’mur itu? Demikian istimewanya daerah itu, sehingga Allah swt. bersumpah dengannya dalam Al-Qur’an :

وَالْبَيْتِ الْمَعْمُوْرِ

“Dan demi Baitulma’mur.” (QS. At-Thur : 4)

Ibnu Abbas dan dominan mufasir memandang bahwa Baitulma’mur yaitu sebuah bangunan di langit keempat yang sejajar dengan Ka’bah. Allah swt. menamakannya Baitulma’mur lantaran para malaikat memakmurkan daerah itu dengan melaksanakan ibadah dan bertasbih kepada Allah swt. secara terus-menerus. Bahkan berdasarkan Sayyidina Ali bin Abu Thalib ra., sebanyak 70 ribu malaikat memasukinya setiap hari untuk beribadah, lalu keluar dan tidak pernah kembali lagi ke sana. Karena, hari selanjutnya merupakan giliran 70 ribu malaikat lainnya untuk beribadah di dalamnya.

Az-Zuhri dan Sa’id bin Musayyab, dua orang pakar sejarah, menyampaikan bahwa Baitulma’mur terdapat di langit dunia, daerah sebuah sungai yang disebut sungai Hayawan. Setiap hari, Malaikat Jibril (dengan seizin Allah swt.) memasuki sungai itu lalu keluar dan menggoyangkan tubuhnya sehingga memerciklah 70 ribu tetesan air sungai itu. Kemudian Allah Yang Mahakuasa membuat dari setiap tetes air tersebut seorang malaikat yang diperintahkan untuk memasuki Baitulma’mur dan shalat di dalamnya. Mereka patuh melakukannya dan tidak pernah kembali memasukinya. Kedua pakar sejarah ini menegaskan bahwa keberadaan sungai Hayawan ini juga diungkapkan Abu Hurairah ra. yang menukil perkataan Rasulullah saw.



Ibnu Abbas menyampaikan bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda, “Baitulma’mur sepadan dengan lokasi Baitulharam di Mekah. Seandainya ia terjatuh dari langit keempat, niscaya akan mendarat sempurna di lokasi Baitulharam.”

Seperti halnya Ka’bah yang berbentuk kubus, demikian juga dengan Baitulma’mur. Letak Baitulma’mur berdampingan dengan ‘Arsy Allah swt. Bahkan, ‘Arsy pun berbentuk kubus. Karena, prinsip dan aturan yang dibangun Allah swt. di atas ‘Arsy-Nya tertanam pada empat hal yang pada ketika bersamaan juga merupakan pilar dan dasar bagi Islam dan akidah yang benar. Empat pilar dimaksud adalah: pertama, Subhanallah, yang berarti penyucian Sang Pencipta serta pengagungan kekuasaan dan takdir-Nya. Kedua, Alhamdulillah, disebabkan mukmin yang sejati tidak pernah melupakan bersyukur kepada-Nya. Ketiga, La ilaha illallah, yaitu keesaan Allah dan penafian sekutu-Nya. Dan terakhir, Allahu Akbar.

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah saw. bersabda perihal berkah yang dilimpahkan Allah swt. kepada Baitulharam (Ka’bah), “Dalam setiap siang dan malam hari, Allah swt. menurunkan 120 rahmat ke Baitullah (Ka’bah) ini. Enam puluh untuk orang yang thawaf, empat puluh untuk orang yang melaksanakan shalat, dan dua puluh untuk orang yang menyaksikan.”


Wallahu A’lam


Sumber : Ensiklopedi Al-Qur’an

Comments

Popular posts from this blog

Biografi Imam Qasthalani (Penulis Syarah Sahih Bukhari)

Arti Qana’Ah Berdasarkan Imam Asy-Syafi’I

Sejarah Pemalsuan Kitab Taurat Dan Injil