Ketika Abdurrahman Mengkritik Kepemimpinan Muawiyah
Dan orang yang berkata kepada dua orang ibu bapaknya: "Cis bagi kau keduanya, apakah kau keduanya memperingatkan kepadaku bahwa saya akan dibangkitkan, padahal sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumku? kemudian kedua ibu bapaknya itu memohon dukungan kepada Allah seraya mengatakan, "Celaka kamu, berimanlah! Sesungguhnya kesepakatan Allah yaitu benar". Lalu ia berkata: "Ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang yang dahulu belaka". (QS. Al-Ahqaf : 17)
Marwan Ibnul Hakam menyangka bahwa ayat ini turun mengenai Abdurrahman bin Abu Bakar As-Siddiq ra., namun persangkaannya itu ditolak oleh ‘Aisyah ra. Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Mardawaih mengeluarkan sebuah riwayat dari Abdullah, katanya, “Sesungguhnya saya berada di masjid dikala Marwan berpidato dengan mengatakan, ‘Sesungguhnya Allah benar-benar telah melihat pendapat yang baik pada Amirul Mukminin yakni Mu‘awiyah untuk mengangkat Yazid sebagai khalifah penggantinya. Karena Abu Bakar dan Umar pun telah mengangkat penggantinya’.” Maka berkatalah Abdurrahman bin Abu Bakar, ‘Ini tradisi Hiraclius dan Kaisar. Sesungguhnya Abu Bakar ra. tidak mengakibatkan pangkat khalifah pada salah seorang anaknya dan tidak pula pada salah seorang keluarganya, namun Mu‘awiyah hanya mengakibatkan pangkat khalifah ini sebagai rahmat dan kemuliaan bagi anaknya saja’. Marwan berkata, ‘Bukankah engkau ini orang yang berkata kepada ibu bapaknya ‘Cis, bagi kalian berdua’. Maka jawab Abdurrahman, ‘Bukankah kau ini anak dari orang yang terkutuk yang Rasulullah saw. pernah mengutuk bapakmu.’ Aisyah mendengar info tersebut, kemudian katanya kepada Marwan, ‘Kamu berkata kepada Abdurrahman begini dan begini. Bohong kau ini, demi Allah, ayat ini tidaklah turun mengenai Abdurrahman, tetapi turun mengenai Fulan bin Fulan’.”
Dan yang benar, bahwa ayat ini tidaklah turun mengenai seorang tertentu saja, tetapi yang dimaksud ialah siapa saja yang berkata dengan perkataan tersebut, kemudian diajak oleh kedua ibu bapaknya untuk beriman kepada hari kebangkitan dan kepada agama yang benar, namun enggan dan ingkar.
Wallahu A’lam
Sumber : Tafsir Al-Maraghi
Comments
Post a Comment