Kisah Banjir Besar Kaum Nuh Dalam Kitab Yunani Kuno

Telah kita katakan bahwa kejadian-kejadian sejarah dan segala peristiwanya dengan waktu dan tempat masing-masing bukan termasuk tujuan Al-Qur'an. Bahwa kisah-kisah ihwal para utusan Tuhan beserta kaum mereka masing-masing yang terdapat dalam Al-Qur'an, tak lain yakni keterangan ihwal sunah Allah mengenai mereka.

Di dalam kitab dikatakan pula bahwa kisah Nabi Nuh as. terdapat di banyak sekali surah. Setiap surah menyebutkan hal-hal yang tidak terdapat pada surah lainnya. Al-Qur'an juga tidak menyebutkan insiden air bah itu, kecuali hal-hal yang memuat pelajaran dan nasihat.

Dalam pada itu, kisah yang sama disebutkan pula dalam Kitab Kejadian dalam empat pasal. Pada pasal pertama disebutkan sebab-sebab air bah itu yang pada garis besarnya sama dengan penyebutan dalam Al-Qur'an. Hanya susunan bahasanya yang tentu saja berdasarkan susunan bahasa Taurat. Kemudian pada pasal keempat disebutkan ihwal surutnya air bah itu ke dalam bumi kembali secara lambat dan berlabuhnya kapal Nuh as., di atas Gunung Ararat. Kemudian disebutkan pula ihwal keluarnya Nuh as. bersama pengikutnya dari dalam kapal.

Juga tersebut dalam sejarah bangsa-bangsa kuno, dongeng ihwal air bah itu. Di antaranya ada yang sesuai dengan yang tersebut dalam Kitab Kejadian, dan ada pula yang lain. Bangsa Yunani meriwayatkan gosip ihwal air bah itu, yang lalu dinyatakan oleh Plato. Katanya, “Sesungguhnya para juru ramal bangsa Mesir berkata kepada Solon, seorang raja Yunani, bahwa langit telah mengirimkan air bah yang telah mengubah permukaan bumi.”



Sementara itu, diriwayatkan pula dari bangsa Persia kuno ihwal air bah, yang dengan itu Allah telah menenggelamkan bumi dengan segala kerusakan dan kejahatan yang tersebar di sana lewat perbuatan “Ahriman” (tuhan jahat). Mereka menyampaikan bahwa air bah ini pertama-tama memancar dari dapur seorang nenek (Zaul Kufah) sewaktu beliau tengah memasak roti. Akan tetapi, orang Majusi tidak mempercayai bahwa air bah itu terjadi di seluruh bumi, mereka menyampaikan air bah itu hanya terjadi di kawasan Irak, dan berakhir ke perbatasan Kurdistan.


Sumber : Tafsir Al-Maraghi

Comments

Popular posts from this blog

Biografi Imam Qasthalani (Penulis Syarah Sahih Bukhari)

Arti Qana’Ah Berdasarkan Imam Asy-Syafi’I

Sejarah Pemalsuan Kitab Taurat Dan Injil