Nasihat Imam Ahmad Ar-Rifa'i Pada Muridnya
يا وَلَـدِي، إِنْ مَلكْـتَ عَقْلًا حَقيقيّـًا مَا مِلْـتَ إلـى الدُّنْيـا وَاٍنْ مَالَـتْ لَـكَ لأنـَّها خائِنَـةٌ كَذَّابَـةٌ تَضْحَـكُ على أهْلِهَـا، مَنْ مَـالَ عَنْها سَلِـمَ منْـها، وَمَنْ مَـالَ إلَيْـها بـُلِـيَ فيـهـا. هِـيَ كَالحَيـَّةُ لَيـِّـنٌ لَـمْسُهَـا قَاتِـلٌ سُمـُّها، لَذَّاتــُهَـا سَريعَـةُ الزَّوالِ وَأيَّامُــها تَمْضـي كَالخَـيَـالُ، فَاشْغِلْ نَفْسـكَ فيهـا بتَقْـوَى اللهِ وَلا تَغْـفَلْ عَنْ ذِكْـرِهِ تـعَـالَـى
Wahai anakku, seandainya engkau mempunyai nalar yang hakiki, maka mustahil engkau akan condong berlebihan terhadap dunia, walaupun mungkin dunia condong kepadamu. Karena dunia ialah pengkhianat dan tukang bohong, ia selalu menertawakan orang-orang yang mencintainya. Barangsiapa yang menjauhinya maka beliau akan selamat, sebaliknya barangsiapa yang condong mencintainya, maka beliau akan terkena peristiwa alam karenanya. Dunia diibaratkan sebagai seekor ular yang gemulai jalannya, namun bisanya mematikan. Kenikmatannya gampang sirna, hari-harinya berlalu bagaikan khayalan. Maka sibukkan dirimu dengan bertakwa kepada Allah Ta’ala, janganlah lalai untuk mengingat-Nya walau sesaat.
يا وَلَــدي، إِنْ تَعَـلـَّمْتَ وَسَمِعْـتَ نَقْلاً حَسَـنًـا فاعْــمَلْ بـهِ وَلا تَـكُنْ مِنَ الَّذيــنَ يَعْلَمـونَ وَلا يَعْـمَلونَ. وَالعَـجَـبُ مِمَّنْ يَعْـلَـمُ أنَّـــهُ يَـمُـوتُ كَيْـفَ يَنْـسَـى الـمَوْت، وَالعَـجَـبُ مِمَّنْ يَعْـلَمُ أنَّهُ مُفــارِق الدُّنْيـا كَيْفَ يَنْـكَبُّ عَليْها وَيَقْـطَـعُ أيَّـامـَهُ بِـمَحـَبَّـتِـها. ضَيَّعْـتُـمُ الأوْقاتَ باللَّهْـوِ وَالنِّـسْـيَـانِ وَقَـطَعْـتُـمُ الأيَّـامَ بالغَفْـلَـةِ وَالعِصْيَـانِ، مِـزاحُكُمْ مزاحَ مَنْ أَمِـِنَ النَّدامَةَ وَلَهْـوُكُـمْ لَهْـوُ مَنْ لَمْ يَسْمَـعُ بيَـوْمِ القِـيَـامَـةِ، كَأنَّـكُم إلى الـقُـبُورِ لا تَنْـظُـرونَ وَبِمَـنْ سَكَنَـهَـا لا تَعْـتَـبِـرُون
Wahai anakku, bila engkau berguru serta mendengar ucapan yang benar, maka ikutilah. Jangan engkau mirip orang-orang yang cendekia tapi tidak mau mengamalkannya. Sungguh abnormal orang yang tahu bahwa dirinya akan mati namun lupa akan ajal tersebut. Sungguh abnormal orang yang tahu bahwa dirinya akan berpisah dengan dunia namun beliau tetap saja mencintainya. Kalian habiskan waktu dengan gurauan dan kelalaian, kalian isi hari-hari dengan khilaf dan maksiat. Lelucon kalian seolah mirip dagelan orang yang kondusif dari nelangsa. Gurauan kalian mirip gurauan orang yang tidak akan mendengar hari kiamat. Kalian seperti tidak akan melihat kubur, dan tehadap orang yang menempatinya kalian seolah tidak mempedulikan.
يا وَلَـدِي، مَــا أَكَلْـتَــهُ تـُفْـنِيـهِ وَمَـا لَـبِسْـتَـهُ تـُبْـليـهِ وَالرُّجُــوعُ إلـى اللَّـــهِ حَتْـمٌ مَقْـضِـــيٌّ وَفـراقُ الأحِـبَّـةِ وَعْـدٌ مَأْتِـيٌ، الدُّنْـيَـا أَوَّلُـهـا ضَعْـفٌ وَفُـتُـور وَآخِــرُهَـا مَـوْتٌ وَقُــبُــور
Wahai anakku, apa yang kamu makan akan habis, apa yang kamu pakai akan rusak, sedangkan kembali pada Allah ialah keharusan yang menuntut, dan berpisah dengan yang dicintai ialah kesepakatan yang niscaya tiba. Dunia awalnya lemah dan asing, sedang akibatnya ialah mati dan kuburan.
Baca Juga : Biografi Imam Ahmad ar-Rifa’i
Sumber : dakwah.web.id
Comments
Post a Comment