Posts

Showing posts from December, 2016

Kisah Beda Pendapat Antara Imam Syafi’I Dengan Muridnya

Image
Cerita hikmah dari Habib Husain bin Anis al-Habsyi Yunus bin Abdul A’la yakni salah seorang murid Imam Muhammad bin Idris asy-Syafi’i (Imam Syafi’i). Suatu ketika beliau berbeda pendapat dengan Imam Syafi’i yang merupakan gurunya dalam satu permasalahan yang muncul ketika pengajian di majlis. Karena ketika itu Yunus dihinggapi perasaan sedikit emosi, beliau berdiri sambil menawarkan mulut murka dan meninggalkan pengajian kemudian pulang ke rumahnya. Saat malam tiba, Yunus mendengar bunyi pintu rumahnya diketuk oleh seseorang. “Siapa..?” tanya Yunus “Muhammad bin Idris.” jawab orang yang mengetuk pintu Pikiran Yunus menerawang pada siapa saja yang namanya Muhammad bin Idris. “Ini Syafi’i.” terdengar susulan balasan dari luar. Waktu pintu dibuka, Yunus kaget luar biasa, gurunya tiba ke rumah mengunjunginya. Setelah dipersilahkan masuk dan duduk, Imam Syafi’i berkata:  "Hai Yunus, ratusan duduk kasus menyatukan kita, apakah hanya alasannya satu dudu...

Penghormatan Besar Mbah Kholil Pada Guru-Gurunya

Image
Mbah Kholil atau Syaikhona Kholil Bangkalan, nama yang begitu masyhur bagi umat muslim Indonesia. Keberhasilannya mencetak ulama-ulama besar menciptakan dia layak dijuluki "Syaikhu Syuyukh" atau “Gurunya Para Guru” Nusantara, Guru dari para ulama Nusantara. Diantara murid-murid Mbah Kholil yang menjadi ulama besar Nusantara yaitu KH. Hasyim Asy’ari (Pendiri NU), KH. Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah), KH. As’ad Syamsul Arifin (Situbondo), KH. Abdul Karim/Mbah Manab (Kediri), Wali Musyaffa (Kaliwungu-Kendal) dan masih banyak lagi. Beliau dikenal sebagai seorang faqih, mursyid dan seorang wali yang mempunyai ribuan karomah. Namanya masih begitu harum hingga ketika ini. Ribuan peziarah dari segala penjuru selalu memadati "makam" Mbah Kholil tiap harinya. Namun, banyak yang tidak tahu akan satu kunci yang membuatnya mendapat kemuliaan tanpa batas itu. "Kunci" kemuliaan itu yaitu besarnya rasa hormat, budpekerti dan ta'dhimnya dia terhadap guru-guruny...

Ketika Nabi Dan Bubuk Bakar Menangis Bersama

Image
“Tidak patut, bagi seorang Nabi memiliki tawanan sebelum ia sanggup melumpuhkan musuhnya di muka bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawi sedangkan Allah menghendaki (pahala) alam abadi (untukmu). Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Kalau sekiranya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Allah, pasti kau ditimpa siksaan yang besar alasannya ialah tebusan yang kau ambil. Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kau ambil itu, sebagai masakan yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah; sebetulnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Anfal : 67 – 69) Ibnu Abi Syaibah, Tirmidzi, Ibnu Mardawaih dan Baihaqi meriwayatkan dari Ibnu Mas‘ud, dia berkata: Setelah Perang Badar, para tawanan dari musuh digiring. Abu Bakar ra. berkata, “Ya Rasulullah, kaum Anda dan keluarga Anda. Biarkanlah mereka, mudah-mudahan Allah menawarkan tobat kepada mereka.” Umar berkata, “Ya Rasulullah, mereka telah mendustakan, mengusir dan memerangi Anda, hadapkanl...

Kisah Masuk Islamnya Abbas Bin Abdul Muthalib

Image
Diriwayatkan bahwa ayat ini diturunkan berkaitan dengan Abbas, Aqil bin Abi Thalib dan Naufal bin Haris. Abbas menjadi tawanan dalam Perang Badar, sedang beliau mempunyai dua puluh kati emas yang dikeluarkannya untuk memberi makan orang-orang. Dia termasuk salah satu di antara sepuluh orang yang menjamin makanan bagi tentara musuh yang terlibat dalam Perang Badar. Hingga ditawannya beliau belum bertobat. Abbas berkata, “Saya telah masuk Islam hanya saja mereka tidak menyukai saya.” Rasulullah saw. bersabda, “Jika benar apa yang Anda ucapkan itu, sebetulnya Allah telah mencukupkan Anda. Namun kenyataan keadaan Anda telah merugikan kami.” Abbas berkata, “Kemudian saya berbicara kepada Rasulullah supaya mengembalikan emas kepada saya.” Rasulullah bersabda, “Adapun sesuatu yang telah Anda keluarkan untuk membantu musuh dalam menyerang kami, tidak akan saya kembalikan.” Abbas berkata, “Rasul mengharuskan saya menebus putra saudara saya, Aqil bin Abu Thalib, dengan dua puluh kati, juga mene...