Ketika Nabi Dan Bubuk Bakar Menangis Bersama
“Tidak patut, bagi seorang Nabi memiliki tawanan sebelum ia sanggup melumpuhkan musuhnya di muka bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawi sedangkan Allah menghendaki (pahala) alam abadi (untukmu). Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Kalau sekiranya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Allah, pasti kau ditimpa siksaan yang besar alasannya ialah tebusan yang kau ambil. Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kau ambil itu, sebagai masakan yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah; sebetulnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Anfal : 67 – 69)
Ibnu Abi Syaibah, Tirmidzi, Ibnu Mardawaih dan Baihaqi meriwayatkan dari Ibnu Mas‘ud, dia berkata: Setelah Perang Badar, para tawanan dari musuh digiring. Abu Bakar ra. berkata, “Ya Rasulullah, kaum Anda dan keluarga Anda. Biarkanlah mereka, mudah-mudahan Allah menawarkan tobat kepada mereka.” Umar berkata, “Ya Rasulullah, mereka telah mendustakan, mengusir dan memerangi Anda, hadapkanlah mereka dan penggallah batang lehernya.” Abdullah bin Rawahah berkata, “Wahai Rasulullah, pergilah Anda ke lembah yang banyak kayu bakarnya, lalu nyalakanlah api dan bakarlah mereka.”
Abbas ra. berkata, sedangkan dia telah mendengar apa yang telah dibicarakan oleh orang, “Apakah Anda akan tetapkan relasi silaturrahim?” Nabi saw. masuk dan tidak menawarkan tanggapan sedikit pun. Maka orang-orang berkata, “Beliau mengambil pendapat Abu Bakar.” Yang lain berkata, “Beliau mengambil pendapat Umar.” Yang lain berkata, “Beliau mengambil pendapat Abdullah bin Rawahah.” Maka dia keluar seraya bersabda, “Sesungguhnya Allah pasti melembutkan hati orang-orang hingga menjadi lebih lembut daripada susu, dan sebetulnya Allah pasti mengeraskan hati orang-orang hingga menjadi lebih keras dibanding batu. Perumpamaanmu, hai Abu Bakar menyerupai Ibrahim, dia berkata: “Barang siapa mengikutiku, maka orang itu termasuk golonganku, dan barang siapa mendurhakaiku, maka Engkau Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Ibrahim/14: 36). Dan perumpamaanmu, hai Abu Bakar menyerupai Isa as., dia berkata: “Jika Engkau menyiksa mereka, maka sebetulnya mereka ialah hamba-hamba-Mu, dan jikalau Engkau mengampuni mereka, sebetulnya Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (QS. Al-Ma’idah/5: 118). Sesungguhnya perumpamaanmu, hai Umar, menyerupai Musa as., dia berkata: “Ya Tuhan, binasakanlah harta mereka, dan kuncilah hati mereka, sehingga mereka tidak beriman hingga mereka melihat azab yang pedih.” (QS. Yunus/ 10: 88). Dan sebetulnya perumpamaanmu, hai Umar menyerupai Nuh as., dia berkata: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.” (QS. Nuḥ/71: 26)
“Sesungguhnya kalian dikala ini ialah miskin, maka tidak seorang pun tawanan sanggup lepas, kecuali dia membayar tebusan atau dipenggal lehernya.” Abdullah ra. berkata, “Ya Rasulullah, kecuali Suhail bin Baida’, alasannya ialah saya mendengar dia menyebut Islam.” Rasulullah saw. terdiam, maka saya tidak pernah melihat diriku ketakutan tertimpa watu melebihi hari itu. Hingga lalu Rasulullah saw. bersabda, ‘Kecuali Suhail bin Baida’.” Maka Allah Ta‘ala menurunkan ayat 67-69 surah Al-Anfal.
Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata: Ketika (pada Perang Badar) mereka menawan para tawanan. Rasulullah saw. bertanya kepada Abu Bakar dan Umar, “Bagaimana pendapat kalian perihal para tawanan itu?” Abu Bakar berkata, “Ya Rasulullah, mereka ialah bawah umur paman dan suku kita. Saya berpendapat, bahwa kita mengambil tebusan dari mereka sehingga menjadi kekuatan bagi kita atas orang-orang kafir, dan semoga Allah menunjuki mereka untuk masuk Islam.” Kemudian Rasulullah saw. bertanya, “Lantas bagaimana pendapatmu, hai Ibnul Khattab?” Umar menjawab, “Tidak, demi Allah, saya tidak sependapat dengan Abu Bakar. Menurut pendapat saya, hendaknya Anda memberi kekuasaan kepada kami, sehingga kami memenggal batang leher mereka. Anda beri kekuasaan Ali atas ‘Aqil (saudaranya), sehingga dia memenggal batang lehernya. Anda beri saya kekuasaan atas Fulan —yang memiliki nasab dengan Umar—, maka saya akan memenggal batang lehernya. Demikian pula Anda beri si Fulan kekuasaan atas si Fulan, kerabatnya. Sesungguhnya mereka itu ialah para pemimpin dan pembesar kaum kafir.” Maka Rasulullah cenderung kepada pendapat Abu Bakar, tidak kepada pendapat saya.
Keesokan hari saya datang, tiba-tiba saya melihat Rasulullah saw. dan Abu Bakar duduk sambil menangis. Saya bertanya, “Ya Rasulullah, kabarkanlah kepada saya, gerangan apakah yang menciptakan Anda dan sahabat Anda itu menangis? Jika saya mendapat kesedihan, saya akan menangis, dan jikalau tidak mendapat kesedihan, saya pun akan berpura-pura menangis alasannya ialah tangis kalian berdua.” Rasulullah saw. bersabda, “Saya menangis alasannya ialah seruan para sahabatmu padaku mengenai pengambilan tebusan mereka. Telah diperlihatkan kepada saya, bahwa azab mereka lebih akrab daripada pohon ini. (pohon yang akrab kepada beliau).” Maka Allah menurunkan ayat 67 – 69 surah Al-Anfal.
Hadis ini menjelaskan bahwa mereka yang menentukan mengambil tebusan ialah banyak. Disebutnya Abu Bakar ra. dalam kebanyakan riwayat, alasannya ialah dia orang pertama yang mengadakan usul, dan alasannya ialah kedudukannya paling besar dibanding yang lain.
Wallahu A’lam
Sumber : Tafsir Al-Maraghi
Comments
Post a Comment